Pendamaian Dosa Kolektif
Kel 32:30
Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu."
Dalam pengalaman jemaat Israel relasi dengan Tuhan dihayati sebagai perjanjian antara sebuah negara kecil dengan raja negara besar yang berkuasa. Allah, sang Maha Raja, akan memberikan rahmatNya tapi sebaliknya umat Israel harus setia dan menuruti hukum-hukumNya. Setiap dosa adalah pelanggaran terhadap perjanjian dan penghianatan kepada Allah.
Sebagai umat yang terikat oleh perjanjian dengan Tuhan, Israel bisa melakukan dosa bersama. Yang mendahului perkataan Musa di atas adalah peristiwa penyembahan anak lembu emas. Umat Israel, yang sedang ditinggal Musa naik ke Gunung Sinai, berpaling dari Tuhan.
Penyembahan berhala adalah dosa besar, penhianatan yang keji terhadap perjanjian dengan Tuhan. Oleh karena itu, untuk memulihkannya perlu ada pendamaian: pengakuan tobat umat dan mohon pengampunan. Musa yang berperan sebagai penghubung umat dengan Tuhan, kali ini mewakili umat memohon pendamaian.
Yang bisa melakukan dosa bukan hanya pribadi-pribadi, tetapi umat secara keseluruhan. Dalam kehidupan kita saat ini, selain dosa pribadi, kita juga bisa terlibat dalam dosa bersama. Misalnya saja kita menyetujui kebijaksanaan keluarga untuk tidak memberikan bantuan apapun kepada orang lain. Kalau kita mengikuti aturan keluarga itu, kita terlibat dalam dosa kolektif keluarga. Begitu juga kita bisa terlibat dalam dosa kolektif sebuah kantor, kampung, atau negara.
Dalam posisi seperti itu, kita bisa bersikap seperti Musa. Dosa kolektif perlu dihentikan, dan kita bisa berperan untuk menghentikannya. Kita mulai dari diri sendiri menolaknya, kemudian mengajak orang lain untuk merenungi dan kalau mungkin lalu melakukan pertobatan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar