Mendamaikan Hati
Kej 32:20
Sebab pikir Yakub, "Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik."
Sebab pikir Yakub, "Baiklah aku mendamaikan hatinya dengan persembahan yang diantarkan lebih dahulu, kemudian barulah aku akan melihat mukanya; mungkin ia akan menerima aku dengan baik."
Yakub merasa bersalah karena telah berbuat curang kepada Esau kakaknya. Dengan tipu muslihat ia mencuri dari Ishak ayahnya berkat anak sulung yang sebenarnya adalah hak Esau. Oleh karena itu, Yakub sungguh ketakutan ketika beberapa tahun kemudian harus bertemu dengan Esau kembali. Ia semakin takut karena para utusannya mengabarkan Esau akan menemuinya diiringi empat ratuspengiring. Oleh karenanya ia merasa harus merencanakannya dengan ekstra hati-hati. Selain menyiapkan strategi pertempuran kalau-kalau Esau masih marah dan berdoa mohon keselamatan Tuhan, ia juga memikirkan cara untuk meluluhkan hati kakaknya. Yakub menyiapkan dua ratus kambing betina dan dua puluh kambing jantan, dua ratus domba betina dan dua puluh domba jantan, tiga puluh unta yang sedang menyusui beserta anak-anaknya, empat puluh lembu betina dan sepuluh lembu jantan, dua puluh keledai betina dan sepuluh keledai jantan. Rombongan persembahan ini harus berjalan di depan. Ia berharap, persembahan ini akan meluluhkan hati kakaknya.
Yakub memang cukup cerdik untuk meluluhkan hati. Rombongan Esau dengan para pengiringnya disambut bukan dengan pasukan perang. Pada lapisan pertama, Yakub menempatkan pasukan yang membawa persembahan, pada lapisan kedua para budak wanita dan anak-anak, barulah paling belakang ia dengan anak istrinya. Ia tidak ingin menantang kakaknya, tapi ingin meluluhkan hatinya. Karena itu pulalah, ia sujud sampai ke tanah tujuh kali sebelum sampai dekat kakaknya. Untuk mengambil hati, Yakub sendiri menempatkan diri dalam posisi hamba.
Walaupun perdamaian kakak beradik itu terjadi sebenarnya karena kebesaran hati Esau, cukup menariklah usaha yang dilakukan Yakub. Kemarahan atau kekecewaan laksana tembok tebal yang mengelilingi sebuah kota. Agar dapat memasuki hati orang yang marah atau kecewa, kita perlu memikirkan strategi untuk menembus atau melewatinya.
Yakub memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa menghindar dari orang lain yang marah atau kecewa. Setiap kali itu terjadi, ingatlah pada siasat Yakub.
Saya baru pertama kali membaca artikel ini. Menarik dan menggugah. terimakasih
BalasHapus